Ragunan :) |
Minggu Kelabu
Telpon Sore Ini
Tahukah kau kawan jika sore ini baru saja ditelpon ibuku. Yippyy. Terakhir kali ditelpon kapan ya? Sepertinya bulan lalu saat aku stress tingkat dewa. Dan apakah telepon kali ini dikarenakan aku stress kembali? Oh, tidak. Telepon kali ini hanya konfirmasi apakah aku akan menggunakan kereta Senja Utama atau Fajar Utama. Hmmm... akan kemanakah aku?
Dan saat ini, aku menantinya, 23 Desember 2011, tanggal dimana aku melakukan perjalanan panjangku untuk pertama kalinya di tahun keduaku. Sepertinya di tahun ini aku takkan kesepian dan sendiri karena aku punya adek sekarang. Well, di tahun pertamaku sudah 5 kali perjalanan panjang yang aku tempuh. Tahun pertama yang penuh cerita. Mulai dari tas hitam yang ku beli di Ramayana (dengan harga yang fantastis tentu saja) dirobek orang (beruntung tak ada yang hilang) hingga akhirnya aku harus kehilangan C3ku. Tak hanya itu. Banyak pengalaman yang tak terlupa. Perjalanan ketiga kalau tak salah, dimana aku nekat tidak masuk kuliah hari Jumat. Ya, kamis libur dan aku memanfaatkannya. Sebenarnya aku bukan tipe orang yang mudah bolos. Walaupun hari itu hanya satu mata kuliah dan bahkan kosong aku pasti tetap akan berangkat kuliah. Tapi berhubung saat itu sudah sangat dan amat ingin pulang, maka untuk pertama kalinya aku bolos kuliah. Lima hari aku di rumah cukup mengembalikan semangatku. Entah kenapa aku kembali ke Jakarta menggunakan bus (sepertinya karena di perjalanan panjang keduaku saat aku kembali ke Jakarta menggunakan kereta ekonomi, kejadian robeknya tasku terjadi sehingga perjalanan ketiga menggunakan bus). Jadi, ceritanya minggu sore aku berangkat dari rumah. Biasanya kalau perjalanan lancar maka jam 6 pagi sudah bisa dipastikan aku sampai di Jakarta. Sayangnya perjalanan tidak lancar. Baru berjalan berapa kilo dan belum keluar kota, bus sudah harus ganti ban. Lama nian. Dan akhirnya aku pun sampai di Jakarta jam 8.30 pagi. Padahal, saat itu adalah jam mata kuliah Manajemen Produksi. Sesampainya di kosan mandi sebentar dan untuk pertama kalinya naik ojek sepeda menuju kampus. Di kampus rupanya teman-teman sedang duduk-duduk di depan 406, markas besar MI 2010 Family. Ternyata dosen ManProd tidak hadir. Huh, lega.
Hmmm...apalagi ya? Oia perjalanan pertamaku. Aku pulang pertama kali naik bus. Tiket bus pun dibelikan kawanku. Tiket bus Sumber Alam di Pulo Gadung dimana aku belum pernah ke Pulo Gadung. Aku hanya diberitahu kalau aku harus naik 41 agar sampai di terminal Pulo Gadung. Berhubung aku tak tahu wujud terminal Pulo Gadung, maka saat metromini berhenti di antara angkot-angkot yang cukup banyak maka aku pun turun karena ku lihat ada penumpang yang membawa banyak tas yang juga turun. Ku kira sudah sampai di terminal. Dan saat aku bertanya pada orang disekitar situ ternyata aku harus naik 41 tuk sampai ke terminal. Ya, aku salah turun. (-.-)".
Akan tetapi, dari sekian perjalanan yang paling menyedihkan adalah perjalanan terakhir kemarin. Sudah diturunkan di daerah yang tak ku kenali, aku juga harus kehilangan nomor kesayanganku. Bagaimana ceritanya hingga aku harus diturunkan di Pondok Ungu, kawasan yang bisa dibilang daerah Bekasi. Beruntungnya ada mbak-mbak yang juga ingin ke Pulo Gadung, jadi kami naik angkot dari Pondok Ungu ke Pulo Gadung. Kami berpisah di Pulo Gadung. Mbaknya naik busway dan aku sholat subuh terlebih dahulu. Seusai sholat subuh aku meneruskan perjalananku dengan naik metromini 41. Sialnya saat turun di Plumpang, HP yang belum genap 1 tahun itu harus melayang ke tangan orang lain. Sedih. Tapi yang membuat sedih karena aku harus kehilangan nomor yang menemaniku empat tahun lebih, 081915459085. Sampai sekarang pun aku masih mengingatnya. Tak terlupakan. Hmm... semoga pengalaman-pengalaman buruk itu takkan terulang di tahun keduaku.
Aku tak ingin kembali ke Jakarta dengan bus, itulah yang ku katakan pada ibuku. Ibuku pun tahu akan hal itu. Oleh sebab itulah, untuk persiapan kembalinya aku dari perjalananku besok, sore tadi aku mengirim SMS ke ibuku untuk menyiapkan tiket kereta untuk tanggal 1 Januari. Tak ingin aku kehabisan tiket seperti waktu itu. Tahukah kau apa yang ibuku katakan sore tadi saat menelponku? Besok lagi jangan bikin kredit lagi. Kemarin balik ke Jakarta lebih cepat karena untuk bayar kredit kan? Besok-besok nggak usah ikut lagi biar puas di rumah dan tidak kehabisan tiket. Iyya, ibu. Yang membuatku senang adalah jawaban ibu saat ku katakan harga tiket kereta bisnis mencapai 190 ribu. Kau tahu jawaban ibuku? Yo ra po po to? Ora sesasi pisan kog! Aku yakin toh kalau aku pulang sebulan sekali pun ibuku pasti akan memberikan yang terbaik untukku. Terima kasih, Ibu.
Sepatuku???
UTS Terakhir
Dan setelah server ditutup....
"Hwaaaaaaaaa......tolooooooooooooooooongggggg akuuuuuuu..... akuuu terdholimiiiiiii......"
Bagaimana tidak, setelah semua selesai, tak ada yang mengerjakan, semua merapat ke mejaku dan mengatai aku "@14y". Tidaaaaaaaaaaaaaakkkkkk.... Semua ini karena Raharjo. (padahal baru saja aku mengucap terima kasih kepadanya). Jadi beginilah cerita yang sesungguhnya. Sewaktu mengerjakan keadaan tak sehening yang terlihat. Aku berkomunikasi dengan beberapa orang. Samping kanan, depan, serong kanan, seberang samping kanan, termasuk Raharjo. Dia memamerkan programnya. Dan begitulah, ia mengerjakan sesuai dengan apa yang kami pelajari tadi siang. Dan siapa tahu, ia mengumpulkan tugas 'program' yang hitam putih, padahal aku menerapkan 'kewarnawarnian' dalam programku. Walhasil, aku dikatai alay karena warna-warni yang ku pakai. Sebenarnya tak masalah aku mau dikatain apa saja, hanya saja aku merasa 'nggak enak' karena aku menerapkan teori yang pengajarnya saja nggak menggunakan. Maaf :( Takutnya kan nilaiku lebih tinggi, kan jadi nggak enak. Tapi, semoga ini menjadi keberuntunganku karena satu tahun kebelakang aku tak pernah mendapat nilai A dari dosen ini.
Kejadian ini mengingatku tentang seorang kawan yang sampai saat ini duduk di depanku. Entah UTS atau UAS dan dengan dosen yang sama, ia mengumpulkan tugas berwarna. Di saat cmd seluruh anak sekelas berwarna hitam, ia menggunakan warna hijau. (Semoga ingatanku ini benar. Tapi setahuku memang demikian). Yang jelas saat ini aku sudah mendapat SMS untuk segera turun ke bawah mempersiapkan sosialisasi PEMIRA 2011. Tunggu sebentar lah, tak enak jika menulis setengah jalan. Biar ku selesaikan tulisan ini.
Bingungku
Aku tengah dilanda kebingungan.Walau sebenarnya kebingungan itu belum terlalu memuncak. Setelah kemarin Jumat aku menutup mata kuliah Bahasa Inggris dengan presentasi yang berjudul Cat, kini aku harus kembali menyiapkan materi untuk tugas Teknik Komunikasi, presentasi 20 menit non-stop. Dalam waktu 20 menit aku harus presentasi dan sudah termasuk tanya-jawab. Apa ya yang akan aku angkat sebagai bahan presentasi? Tak mungkin kan aku akan membahas kucing lagi.
Sebenarnya terlintas dalam benakku untuk membahas keunikan negara Jepang, tentang makanan-makanannya, tempat wisata, sifat orangnya, serta hal-hal unik tentang Jepang, misalnya orang Jepang tidak suka angka 4 dan 9 karena dianggap angka sial sehingga hotel-hotel pun tak ada kamar nomor 4 dan nomor 9. Begitu banyak keunikan tentang Jepang dan aku ingin sekali mengangkatnya menjadi bahan presentasi untuk mata kuliah Teknik Komunikasi. Namun, setelah ku pikir-pikir jika dalam 20 menit sudah mencakup tanya jawab, pertanyaan apa yang sekiranya terlontar untukku. Sepertinya aku harus mencari 'sesuatu' lagi yang menarik untuk dipresentasikan. Tapi apa ya? Have you got any idea?
Sejauh ini aku mengerjakan tugas sesuai dengan kesukaanku. Seperti tugas presentasi Bahasa Inggris, aku membahas Kucing karena aku memang suka kucing. Aku mengerjakan tugas Pemrograman 5 ketika aku mendapat tugas membuat website pribadi, terserah apa isinya yang penting sesuai dengan format yang telah diberikan. Beberapa hari sempat mengalami kebingungan, ujung-ujungnya aku membuat website yang tak jauh dari sesuatu yang ku senangi. Website Kebudayaan Purworejo. Mengerjakan sesuatu yang kita senangi memang jauh lebih menyenangkan. Apapun itu kalau kita senang, pasti selalu saja mudah untuk menjalani. Begitu pula dengan hidup ini. Ada seorang teman berkata padaku, "Enak ya jadi kamu. Nggak pernah punya masalah. Hidupmu terasa menyenangkan." Sebenarnya bukan karena aku tak punya masalah, tapi bagaimana caraku dalam menghadapi masalah tersebut. Dan seperti yang ku katakan senang-->mudah. Membuat kita senang akan sesuatu yang tidak kita sukai memang susah. Tapi bukan berarti kita tidak bisa senang akan keadaan bukan?
Ketika masalah datang buatlah keadaan menjadi nyaman sehingga hatimu senang. Kalau hati senang kan semua gampang (*ting). Tapi kalau bingung gimana ya? Kalau kata orang sana jika kita bingung disuruh ndodhok alias jongkok. Kalau orang sini jika kita bingung disuruh pegangan. Aku tak tahu apa hubungan antara bingung, jongkok, dan pegangan. Mungkin mereka masih dekat hubungan kekerabatannya atau mungkin mereka itu senyawa yang terpisah ikatannya. Entahlah, aku pun tak tahu. Yang aku tahu sekarang aku bingung memikirkan tugas Teknik Komunikasi ku. Sesuatu yang aku senangi, apa ya? #masih bingung.
Spesial Tere Liye
Aku bukan lah orang yang senang membaca, apapun itu. Entah buku, koran, majalah, website, atau apalah. Aku tak suka, tak tertarik. Semasa aku SMA, melihat kawanku membawa sebuah novel tebal, aku tak sedikit pun tertarik untuk membacanya. Novel setenar apapun aku tak berminat. Bahkan ketika novel itu difilmkan dan film itu booming, aku hanya menyentuhnya. Lagi-lagi ku katakan, tidak tertarik. Hingga aku sekarang ini, ketika aku dipertemukan dengan dia, seorang sahabat yang begitu suka dan cinta dengan novel dan komik. Aku diperkenalkannya dengan keasyikan membaca novel. Novel pertama yang ia pinjamkan kepadaku, karya Andrea Hirata, Dwilogi Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas. Butuh waktu beberapa hari untuk menyelesaikannya. Dan novel kedua yang ku baca, Bumi Cinta karya Habiburrahman el Shirazy. Novel yang menyita waktu liburanku di rumah.
Ibarat sebuah pertemanan, aku sudah kenal dengan keasyikan membaca novel. Namun, aku belum bisa akrab dengannya. Hingga suatu hari entah kebetulan atau tidak, dia menemukan seorang penulis yang membuatku jatuh cinta akan karya-karyanya. Novel luar biasa dengan penyampaian cerita yang sederhana, mudah mengerti, tidak bertele-tele, dan menyentuh hati. Novel karangannya yang tebalnya lebih dari 5 cm bisa ku habiskan dalam waktu kurang dari 2 hari. Ceritanya sungguh menarik dan membuat orang penasaran. Sekali membaca novelnya maka kau akan tertarik dengan novel-novelnya yang lain. Mungkin kau tak kan percaya sebelum kau membuktikannya dengan membaca novel-novelnya. Berikut akan aku tuliskan kata-kata (quotes) yang terdapat dalam novel-novel Tere Liye. Mungkin dengan membacanya kau akan menemukan “sesuatu” yang bisa mengubah hidupmu.
“Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada sungguh karenaMu...
Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang Maha Mencinta, yang Menciptakan dunia dengan kasih-sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati.
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatNya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku.
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa ”
“Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana kekurangan fizikal, tidak ada kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai harta dan penampilan wajah.) Yakinlah, wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar baik itu pastilah benar, bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.”
― Tere Liye, Bidadari Bidadari Surga
“Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai...
Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa? ”
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa
“Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“saudara-saudara kita menjadi tameng api neraka kita , maka berbuat baiklah pada mereka ...sungguh, saudara kita akan menjadi penghalang siksa dan azab himpitan liang kubur..”
― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa
“kebahagiaan adalah kesetiaan.. setia atas indahnya merasa cukup.. setia atas indahnya berbagi.. setia atas indahnya ketulusan berbuat baik..”
― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah
“Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.”
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
“Penjajah itu tidak tahu kekuatan bersabar. Kekuatan ini bahkan lebih besar dibandingkan peledak berhulu nuklir. Alam semesta selalu bersama orang-orang yang sabar.”
― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong
“Hanya orang-orang dengan hati damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Ibu, rasa nyaman selalu membuat orang-orang sulit berubah. Celakanya, kami sering kali tidak tahu kalau kami sudah terjebak oleh perasaan nyaman itu... Padahal di luar sana, di tengah hujan deras, petir, guntur, janji kehidupan yang lebih baik boleh jadi sedang menanti. Kami justru tetap bertahan di pondok reot dengan atap rumbia yang tampias di mana-mana, merasa nyaman, selalu mencari alasan untuk berkata tidak atas perubahan, selalu berkata 'tidak'...
Ibu, rasa takut juga selalu membuat orang-orang sulit berubah. Celakanya, kami sering kali tidak tahu kalau hampir semua yang kami takuti hanyalah sesuatu yang bahkan tidak pernah terjadi... Kami hanya gentar oleh sesuatu yang boleh jadi ada, boleh jadi tidak. Hanya mereka-reka, lantas menguntai ketakutan itu, bahkan kami tega menciptakan sendiri rasa takut itu, menjadikannya tameng untuk tidak mau berubah.”
― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah
“Benarlah. Jika kalian sedang bersedih, jika kalian sedang terpagut masa lalu menyakitkan, penuh penyesalah seumur hidup, salah satu obatnya adalah dengan menyadari masih banyak orang lain yang lebih sedih dan mengalami kejadian lebih menyakitkan dibandingkan kalian. Masih banyak orang lain yang tidak lebih beruntung dibandingkan kita. Itu akan memberikan pengertian bahwa hidup ini belum berakhir. Itu akan membuat kita selalu meyakini : setiap makhluk berhak atas satu harapan.”
― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah
“Pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya.”
― Tere Liye, Kisah Sang Penandai
“Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan membenak pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit. Kau tidak tahu apa itu, karna ilmumu terbatas. Kau hanya yakin , bila tidak di kehidupan ini suatu saat nanti pasti akan ada yang lebih mempesona dibanding menatap sepotong rembulan yang sedang bersinar indah.”
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
“Gadis kecil itu benar sekali.. mengapa dunia diciptakan dengan penuh perbedaan. Yang satu dilebihkan dari yang lain... ada yang bisa melihat. Bisa mendengar, ada juga yang tidak. Ada yang cerdas, ada yang tidak. Apakah semua itu adil? Apakah takdir itu adil? Padahal bukankah semua pembeda itu hanyalah semu. Tidak hakiki. Ketika sang waktu menghabisi segalanya, bukankah semua manusia sama...”Bagaimana menurutmu? Cukup menyentuh hati bukan? Kini bukan hanya dia yang menanti novel Tere Liye yang lain, namun aku juga.
― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah
:(
Hampir sebulan tulisan itu bersarang di flashdiskku.Aku merindukan rumahku. Tiga bulan sudah aku tak berada di rumahku disana. Aku ingin pulang. Tapi mungkin keinginan itu baru akan terwujud sebulan mendatang. Lebih dari sebulan aku harus menunggu hari yang bahagia itu.Walau bahaya di luar membayangiku, aku tak pernah takut untuk melakukan perjalanan itu sendiri.18 Oktober 2011Mungkin aku hanya berhalusinasi. Dan mungkin tak seharusnya ku tuliskan mungkin karena pada kenyataannnya aku memang hanya berhalusinasi, sekedar berangan-angan. Entah mengapa sedari kemarin aku mendengar deburan ombak selatan. Ku yakin itu jelas bukan suara ombak pantai selatan. Mungkin itu suara angin yang sedikit keras yang akhir-akhir ini sering menghempas Jakarta.Sekarang aku tengah tak peduli pada sekitarku. Bahkan ketika semua mulai mengelompok sendiri sesuai dengan kelompoknya, aku tetap duduk santai serasa tak punya tanggungan. Ku biarkan kelompokku yang mencariku. Itu pun kalau mereka ingat aku adalah kelompoknya. Terserahlah. Hari ini aku sedang tak bersemangat.
Tragedi Indah ^^
Pagi yang indah ya? Begitu terik dan menyenangkan. Walau sebenarnya setiap hari juga begitu. Apa berarti tiap pagi selalu indah?
Indah? Saat ini 14:44 AM, kata indah selalu disebut-sebut. Namun, sepertinya indah yang satu membuat mereka emosi. Lihatlah ekspresi mereka. Tak ada gurat senyum di wajah mereka. Ada apa gerangan?
Pagi ini memang indah tapi cukup membuat kami merasakan kegundahan. SMS yang ku sebar tadi malam mengabarkan bahwasanya esok hari (yang tak lain hari ini) kami harus menghadapi UTS yang sempat tertunda, yaitu Pemrograman 5(P). Walaupun kami masuk pukul 7.30 AM, kami memulai UTS pukul 09.00 dan harus dikumpulkan maksimal 11.00 AM.
Mulai semester 3 ini, system pengumpulan tugas berbeda dengan semester-semester yang lalu. Semester ini kita harus mengupload tugas kita ke sebuah jaringan LAN yang dinamakan OES (Online Education System). Dengan system ini semua terlihat jelas waktu keterlambatan kita. Yang jelas membuat kami, keluarga MI, terlihat kuwalahan.
Dan UTS kali ini, OES tidak digunakan. UTS dikumpulkan melalui mapping. ah, tak tahu mengapa ada seperti itu. Yang membuat kelas panas ketika jam di dinding menunjukkan pukul 11.00 AM. Ada salah satu kawanku yang belum mengumpulkan. Ia tidak bisa melakukan mapping menuju foldernya. Dan akhirnya tragedi indah itu pun terjadi. Keadaan memanas.
Alloh Baik yah...
ALLOH BAIK YA?
Ku katakan berkali-kali, menjadi seorang mahasiswa Polman Astra prodi Manajemen Informatika (MI) mempunyai sensasi yang amat besar. Mungkin seorang teman yang sama-sama mengambil jurusan MI namun bukan di Polman Astra takkan bisa merasakan apa itu sensasinya.
Apa sih sensasi menjadi mahasiswa MI Polman Astra?
Jawabannya PROJECT.
Seusai UTS seminggu yang lalu, 7-11 November 2011 (walau beberapa sempat tertunda dan salah satunya adalah UTS Pemrograman 5 (P) yang diadakan besok pagi), PROJECT akan segera bermunculan. Dan hari ini satu project telah siap menanti, Project Rekayasa Perangkat Lunak 2, menyusun Problem Domain hingga Prototype-nya.
Dan sensasi itu pun muncul. Ketika kau dikelompokkan dengan teman sekelas menjadi sebuah group kecil yang akan saling bekerja sama dalam menyelesaikan project itu.
"Kelompok terdiri dari 2 orang. Mau pilih sendiri atau gimana?" tanya dosen RPL 2.
"Pilihin mas-nya aja!" teriak teman-teman sekelas.
"Yakin saya yang pilih? Kalau saya sebenarnya lebih enak untuk milih sendiri. Kenapa?
Karena project ini untuk 3 bulan ke depan, dan kalau Anda tidak cocok, Anda akan susah.
Bagaimana rekan-rekan?"
"Nggak papa, mas!" sambut kawanku.
"Baik. Syaratnya cuma satu. Laki-laki tidak boleh bertemu dengan laki-laki." kata Sang Dosen.
"Udah, tentuin aja mas-nya."
Peruntungan itu pun dimulai. Ketika nama-nama anak sekelas ditulis di potongan-potongan kertas kecil. Nama-nama itu pun dibacakan. Berpasang-pasangan nama teman cewek dan cowok. Pasangan yang 'tak biasa' mendapat teriakan yang amat kencang.
Ketika namamu dipasangkan dengan namanya, kau boleh melakukan penolakan (asalkan penolakan berasal dari kedua belah pihak). Namun, penolakan itu hanya bisa satu kali dan itu berarti kau mau tak mau pasanganmu jatuh pada nama pasangan kedua.
Dan ketika nama-nama mereka disebut, nice couple,but kapan namaku disebut? Dan ketika namaku disebut beriringan dengan namanya. Deg (Aku sudah pernah satu kelompok dengannya, maybe I need shuffle :p).
Okay. Tinggal 3 pasangan yang belum terbentuk, dan salah satunya AKU. Waw. Susah kali aku temukan pasanganku. Dan akhirnya namaku disebut beriringan dengan namanya, 'orang yang tak asing karena pada beberapa kesempatan selalu saja bersamanya'.
Ku rasa, ketika ada yang sekelompok dengan dia termasuk orang yang 'beruntung' dan mendapat jackpot. (Entahlah, aku pun tak tahu). Kalau demikian adanya, seberapa banyak jackpot yang telah ku dapat selama setahun lebih di Polman? Ku rasa banyak. Hahay... :D
Ku pikir tak ada bedanya aku berkelompok dengan dia, dia, atau dia yang lain. Sama semua, tak ada bedanya. Semua itu tergantung pada komunikasi kita. Dan ku rasa karena komunikasiku kurang, jadi aku selalu merasa aku 'tak pernah' mendapatkan teman yang 'asyik' dalam berkelompok. Semisal aku satu kelompok dengan dia, orang yang mungkin cukup cakap lah. Namun, karena komunikasiku yang kurang dengan dia, maka aku menganggap satu kelompok dengan dia itu tidak asyik. Padahal saat dia sekelompok dengan orang lain, orang itu menganggap enak kok sekelompok dengan dia. Misal gini deh. Dia bernama Hakim. Aku satu kelompok dengan Hakim untuk mata kuliah SDM. Hakim ini tidak mau mengerjakan Tugas SDM sama sekali. Tugas itu akhirnya aku kerjakan sendirian. Di mata kuliah lain (misal RPL), si Hakim ini satu kelompok dengan Iva. Iva mengaku kalau Hakim bisa diandalkan dan dia mengerjakan tugas kelompoknya dengan baik.
Apakah Hakim memang lebih pandai di mata kuliah RPL daripada SDM?
Ku rasa bukan itu jawabannya. Jawaban yang tepat mungkin lebih kepada KOMUNIKASI. Sebagaimanapun orang yang menjadi kelompok kita, asalkan komunikasi kita bagus, pasti menghasilkan sesuatu yang bagus pula.
KOMUNIKASIKU BEGITU BURUK. Jadi ku rasa, dengan siapa pun orang yang menjadi kelompokku, aku akan menganggap dia 'tidak asyik'. Aku lebih senang orang mengerti aku daripada aku mengerti orang, itulah kejelekanku. Dan itulah hal yang membuatku kurang bersyukur pada-Nya karena sejatinya aku dikelilingi orang yang mengerti aku. Bodohnya aku... :(
Dan masalah jackpot tadi, ku rasa Alloh sering menyatukan aku dengan mereka-mereka agar aku lebih bisa berkomunikasi dengan baik, mengerti orang lain, bukan hanya orang lain yang harus mengerti diriku. Ya, mungkin aku harus lebih memperhatikan mata kuliah TEKNIK KOMUNIKASI agar aku lebih bisa komunikatif dengan yang lain.
Maafkan aku kawan....
:)
Terima kasih ya Alloh...
Alloh baik ya...
Skin Baru
Jam kuliah berakhir jam 10.00. Jam pertama adalah UTS Pemrograman 4 yang kemarin sempat tertunda. Daripada tak ada kerjaan, bingung mau ngapain, mending melakukan hal yang sama dengan yang kemarin-kemarin. Tidur. Sudah pasti.
Selepas tidur yang tak panjang dan tak enak, aku melakukan keisengan yang sering ku lakukan. Mencari template yang tepat untuk blogku ini. Berulang-ulang kali aku melakukan, tak ada yang cocok. Tak ada yang sesuai hati. Giliran ada, eh, tak sesuai dengan blogku. Ya sudah. Ku lelah mencoba hingga hari ini. Ku temukan sebuah background template yang menarik hatiku. Dan ketika ku coba pasang....Tarrraaaaa....sedikit berantakan.... namun, dengan kesabaran memperbaikinya, akhirnya blog cantikku terlihat menawan.
:D
Lagi-lagi GALAU
GALAU
Masih teringat jelas kemarin ketika aku dan salah satu warga 406 bertemu dengan dosen TekKom. Sore itu sang dosen memberitahukan kalau mata kuliah Teknik Komunikasi tidak ada UTS (Ujian Tengah Semester). Yey. Begitulah ekspresi yang tercipta saat itu. Hingga pagi ini . . .
Jam kuliah pertama. Statistik. Luar biasa . Kami, warga 406, membuat scatter diagram. Apa itu? Ya seperti itulah, diagram dengan titik-titik dan harus dibagi menjadi dua sama rata atas bawah. Misal titiknya ada 30, berarti kita harus membagi 15 atas, 15 bawah. Setelah itu bagi lagi menjadi 15 kanan, 15 kiri. Anda tidak mengerti? Hubungi dosen statistik saya karena saya juga tidak mengerti. Tapi, over all, Okelah. Karena yang tidak Oke adalah mata kuliah setelah Statistik.
TEKNIK KOMUNIKASI. Ya, sang dosen mendeklar bahwa tidak ada UTS Tekkom minggu depan. Kenapa? Karena hari ini kita UTS. Dengan sebuah gelas di tangan, sang dosen masuk kelas. Gelas itu tidak kosong namun tidak pula berisi air putih maupun air teh. Gelas itu diisi dengan beberapa lembar gulungan kertas. Hari ini benar-benar UTS. Masing-masing dari kami mengambil 1 gulungan kertas. Di dalam gulungan kertas itu terdapat sebuah kata dan kami harus mempresentasikan kata itu dalam waktu 5 menit.
"Ya, presentasi kali ini urut absen dari bawah" begitu kata sang dosen.
'Hwaaaaaaaaa........itu akuuuuuuuuuuuu' batinku.
Semua warga 406 teriak dan aku masih dalam keterkejutanku menghadapi kenyataan ini. Dan akhirnya, namaku dipanggil. Dengan langkah gontai, aku maju ke depan kelas menuju gelas itu. "God, help me!" Dengan sedikit gemetaran aku mengambil 1 gulungan kertas itu. Dan kau tahu apa yang terbaca olehku? GALAU.
"aaaaauuuuuu.......nak anak galau." itu kata kawan-kawanku.
406 seketika heboh mendengar kata-kata itu. Kenapa? karena sebagian warga 406 adalah para Galauers. Aku pun menjadi bingung, secara ngejelasin Galau ke Galauers. Well, just speak whatever what i want to speak. Hwaaaa.....gak jelas banget dah gue ngomong apa.... malah ketularan Galau nih....Toloooooonnnngggggggg....
5 menit pun berlalu. Huh. :) --> :)
Whoooo......
whoooo...
hoooo...
wuouououoou...
baru beberapa menit aku menginjakkan kaki di ruang ini, kegaduhan sudah mulai terjadi. Diawali dari sebuah komputer menyala di samping meja tempatku menghabiskan waktu. Waktu yang menunjukkan jam sebelum angka 7:30 AM membuat kami, warga 406, bisa membuka situs apapun. Dan kebetulan komputer menyala itu tengah membuka situs jejaring sosial facebook dengan memajang profil salah satu dosenku yang seminggu ini absen, cuti menikah. Kehebohan terjadi saat foto-foto mesra sang dosen terupload dan tertempel di dindingnya. Sungguh...bukan iri melihatnya, tapi lucu menggodanya. Segudang ide pun terluncur untuk membuat sang dosen tersipu malu saat ia mengajar di kelas kami.Seperti saat itu, ketika salah dua atau tiga atau lebih memasang tampilan dekstop dengan sebuah tulisan yang terbaca "I LOVE JELEK". Tak ada yang salah dengan tulisan itu, namun tulisan itu lah yang terpasang sebagai photo profile sang dosen. Langsung sekelas tertawa. Dan sang dosen pun tak pernah marah.
Dan setelah kehobohan dari komputer menyala ini, kehebohan muncul dari seberang sana. Lagi-lagi dari komputer menyala. Namun, bukan komputer di sampingku lagi, tapi sebuah komputer menyala dari seorang kawan yang kataku dia mirip dengan owl, burung hantu, yang pernah dia presentasikan waktu mata kuliah Bahasa Inggris. Dan kali ini lagi-lagi sebuah foto di facebook. Ternyata kawanku yang satu ini tengah membuka foto salah satu adik kelas prodi lain. Sebagai seorang cowok mungkin bukan hal yang aneh ketika ia membuka sebuah foto cewek. Namun, yang menjadikannya heboh adalah karena kawanku ini sudah punya pacar.
"Cowok itu brengsek. Makanya gue nggak suka sama cowok." Begitulah salah satu komentar yang terlontar dari kawanku yang lain. Tentu saja ia seorang cowok juga.
Dan di tengah kegaduhan itu, si omoh tiba-tiba nyeletuk dengan suaranya yang nyaring. "aD1n1n994r cintanya Amir....!!!" Kontan sekelas langsung teriak dan perhatian tertuju pada aD1n1n994r dan Amir. Kalian tahu siapa aD1n1n994r dan Amir? Nantikan kisahnya 2 tahun mendatang. :D
Kehebohan dan kegaduhan pun harus terhenti setelah dosen Javaku masuk ke kelas dengan segenggam fotocopyan yang siap dibagikan ke seluruh warga 406.