RSS

Phuh 2

Meskipun Winamp saat ini tengah memutar sederetan lagu OST. Special A, namun sepertinya soundtrack untuk hari ini kayak lirik berikut ini :p

Jelaskan padaku isi hatimu
Seberapa besar kau yakin padaku
Untuk tetap bisa bertahan denganku
Menjaga cinta ini


Pertengkaran yang terjadi
Seperti semua salahku


Mengapa selalu aku yang mengalah
Tak pernah kah kau berpikir
Sedikit tentang hatiku

Mengapa ku yang harus selalu mengalah
Pantaskah hatiku
Masih bisa bersamamu


dan quote untuk hari ini

Memikirkan kemungkinan terburuk itu penting, tapi jauh lebih baik jika berpikir positif

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Phuh..

aku sedang tidak nafsu untuk bekerja (magang) sekarang. Baru saja syok karena tempatku dipindah, aku juga harus menghadapi kenyataan bahwa project ternyata belum siap pakai. Database yang berantakan, aplikasi yang belum dilengkapi dengan validasi. aku tak tahu harus memulai dari mana. tanya kesana-kemari membuat ku semakin bingung tak karuan. aku ingin off untuk hari ini. aku benar-benar tak mengerti.
kini aku duduk di meja baruku yang entah mungkin bisa berganti kembali. aku sedih. aku tak bisa membantu Intan banyak. ku rasa jauh lebih mudah jika merombak project ini dari awal. menentukan user-usernya, menentukan rolenya, dan segala macam sehingga tidak timbul tabel-tabel baru. ah, aku sudah mulai ngelantur kesana kemari, pusing aku memikirkannya. entahlah. aku hendak melanjutkan kehidupan ini (red -project), namun sepertinya aku tak sanggup. terlalu banyak perubahan akan membuatku kebingungan. dan aku akan menjadi object untuk dipersalahkan. terima kasih.
jujur, aku kecewa dengan pembuat aplikasi ini, terlalu meremehkan dan semaunya. dokumentasi yang tak lengkap menambah rasa kecewaku.apa maksud tulisan merah ini, dimanakah yang dinamakan bisnis proses, mengapa tak ada rincian dari rich picture

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

--"


-- Don't read this, please! --

Sepertinya penyakit ini tak ada obatnya. Selalu dan selalu. Aku tak tahu awal mula penyakit ini. Namun yang pasti, penyakit ini semakin menjalar, menelusuk hati, semakin sakit.
Aku (masih) tak suka padanya. Aku masih belum bisa menerima keberadaannya. Dan aku masih tak suka kau memanggil namanya.
Cukup. Tolong jangan paksa aku. Tak usahlah berusaha sekeras mungkin untuk mendekatkan ku dengan nya karena sampai saat ini aku masih belum bisa. Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab. Entah itu satu tahun ke depan, dua tahun kedepan, hingga sepuluh tahun ke depan.
Jika semua orang mengelu-elukan namanya, maka aku tidak. Lebih baik aku tak menghindar, pergi, dan diam. Mendengar namanya saja sudah tak sanggup apalagi harus berhadapan langsung dengannya.
Aku tak membencinya. Aku hanya belum bisa menerima keadaannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

@!#!@#$%^&*(^)

Ada yang mengganjal saat ini. Walau rasa ini samar-samar terasa. Namun, begitu mengganggu. Tak bisa dijelaskan. Terasa sesak di dada. Hati ini tak tenang. Pikiran ini tak berjalan. Sungguh perasaan yang mengganggu.
Tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mencoba tersenyum walau tak bisa. Mencoba menangis walau tak bisa. Rasa ini benar-benar menyiksa.
Sesak. Sesak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bingung

Entah apa yang ku rasakan saat ini. Lemas, malas, dan tak bersemangat. Mungkin karena banjir 17 Januari 2013 lalu, atau mungkin karena aku kehabisan tiket pulang pergi Jakarta - Purworejo untuk tanggal 28 Maret? Entahlah. Namun, ada rasa yang mengganjal dalam hati ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kangen Keputrian :')

Alhamdulillah, setelah sekian lama tidak ada pertemuan, kami kembali dipertemukan di Sabit 2013 (SiAng Bina Iman dan Taqwa). Bertemu dengan teman-teman Keputrian Rohis Asy-Syabab dengan balutan kasih sayang Islam. Begitu menyenangkan, apalagi kedatangan 'sesepuh' yang mengobati rasa rindu dengan kegiatan semacam ini.
Sabit kali ini dikemas dengan unik dan menarik. Kegiatan dimulai dari sharing dari 'sesepuh', dilanjutkan dengan materi dari Mba Nia, anggota Perisai (Keputrian Astra Internasional), tentang Dakwahmu Kehormatanmu,  presentasi SWOT, ice cream party, lomba kreativitas 'hari ibu', menulis komitmen, hingga penutup.
Semoga ukhuwah kita tetap terjaga ya ukhti :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Magang 1

Hari pertama magang.
Perkenalan dari lantai 5 ke lantai 1.
Belajar OTRS.
Merasa tik tok tik.
Aneh.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerita Hari Ini :3

"Dear teman2 MI, besok kalian ke ruang rapat 1 ya untuk briefing dgn HRD jam 08.00. thank you :)"
itu SMS dari mbak Agnes kemarin (9/1) dan hari ini pun aku dan Intan memenuhi undangannya.
Pukul 07.50an kami sudah duduk manis di depan lift lantai 5. Hingga pukul 08.00, tak ada yang menghampiri kami, kecuali Pundut dan Pilay yang ingin menemuni dosen.
Depan lift lantai 5
Secara bergantian, aku dan Intan mengirim SMS ke mbak Agnes. Tak ada balasan, seperti biasa. Kami tetap dan masih menunggu disana. Hingga pukul 08.30an, mbak Agnes keluar menemui kami.
"Maaf ya, lama. Ayo masuk, tunggu di ruang rapat 1 ya."
Di ruang rapat 1, berdua.
Di ruang rapat 1
Tik tok tik tok. Tak ada tanda-tanda kedatangan orang. Intan sudah membolak-balik 2 majalah dan aku sudah mengitari meja di ruangan itu dan masih saja tak ada tanda-tanda kedatangan orang.
Tik tok tik tok. Hingga waktu menunjukkan pukul 09.00 lewat, akhirnya pintu terbuka. Dua orang memasuki ruangan. Mbak Agnes dan Bu Indira, manager HRD. Dan diskusi pun dimulai. Petir di hati pun mulai menggelegar.
"....kalian tidak memenuhi kualifikasi untuk kaderisasi instruktur..."
"...kemarin sempat mewawancarai Zaitun (aku), katanya komunikasinya kurang, padahal untuk menjadi instruktur komunikasi itu penting dan untuk Adininggar (Intan), saya memang belum wawancarai kamu, tapi kamu tidak direkomendasikan..."
Petir itu berbunyi sekali lagi. Jedeeeeerrrrr...
"...di Polman ada kebutuhan Aplication Developer dan kalian ditempatkan disana. Namun, statusnya magang dan benefits-nya beda dengan yang kader instruktur...."
"...masih ada kesempatan untuk bekerja di Polman, namun saat ini kesempatan yang ada hanya tadi, hanya untuk magang. Kalau kalian menolak juga tak apa..."
Aku dan Intan tak bisa berkata apa-apa. Diam sesaat. Hening. Akhirnya aku angkat bicara.
"...dari awal kami ditempatkan magang disini. Kami juga sudah dapat surat tugasnya. Kalau pindah tempat magang, takutnya prosesnya lama..."
bla...bla...bla...
Aku sudah tak ingin melanjutkan perbincangan ini. Cukup. KAMI SUDAH JELAS. Kami pun keluar dengan segumpal perasaan. Jika kemarin langit yang menangis, maka hari ini hati kami yang menangis. 
Kami duduk di bangku depan ruang rapat 2. Sambil menunggu mbak Agnes yang sedang mencari Mas Hendra, segala keluh kesah terucap disana. Aku dan Intan. Entah apa yang ada di benak kami masing-masing, yang jelas rasa kesal, sebal, jengkel bercampur aduk dalam pikiran kami. Ingin aku pasang status atau ngetwit:
Katanya ngga lolos kualifikasi, tapi surat pengantar medical check up udah siap.
Katanya ngga direkomendasikan, tapi selama ini sedang dicariin waktu buat wawancara sama bapaknya.
Apa itu alasan yang normal?
Tapi, aku berpikir ulang, apa dengan aku menulis status itu akan mengubah sesuatu. Tidak. Dan aku pun mengurungkan niatku itu.
--------------------------------------------------------,,---------------------------------------------------------------

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Meleleeeehhh :D

Malam ini agak sedikit sakit jiwa. Setelah seminggu Acep dirawat inap, kini aku bisa bermain lagi dengannya. Mungkin sudah sekitar setengah bulan aku tak bertatap muka dengannya dan malam ini malam yang indah.
Hari ini, lagi-lagi harus merasakan 'gantungan' Polman. Setelah kemarin mendapat SMS untuk mengambil surat pengantar medical check up (mcu) dan pagi tadi jam 9 aku datang ke Polman tercinta, ditemani rintik hujan yang semakin lama semakin deras, aku menuju lantai 5 menemui Pak Suryo. Sesampainya disana, di hadapannya, beliau hanya melirik ke orang di sebelahnya, mbak Agnes.
"Zaitun, kamu tahu nanti kamu posisinya sebagai apa?"
"Ngga, Mbak."
"Gini, surat pengantar mcu kamu sudah disiapin, tapi besok ada briefing dulu, jadi kamu besok ke sini lagi aja ya, briefing sama ngambil surat pengantar."
"Jadi besok saya kesini lagi, Mbak?"
"Iyya."
Oke. Aku pun turun, sendirian. Dan berhubung tak ada tempat tujuan, aku memutuskan untuk kembali ke kosan. Namun, aku sedikit memperlambat langkahku, menanti rintikan hujan disana berhenti sesaat. 
Walau rintikan itu masih ada, aku tetap pulang. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Sesampainya di kosan, aku menjalankan ritual yang seminggu ini ku jalankan (bersama teman sekosan). Tiduran sambil nonton televisi. FTV pagi cukup menghilangkan sedikit kebosanan kami. 
Kali ini kebosanan kami sudah memuncak dan kebetulan ada 'tujuan'. Menjemput Acep. Yeyeyeye. Sudah seminggu ini dia dirawat inap. 
Langit masih menangis. Sepertinya ia tidak begitu rela kami menjemput Acep. Tapi, apa mau dikata, kangenk sudah memuncak padanya dan pada akhirnya aku dan Intan melawan langit yang menangis. Dan tentu saja, ujung-ujungnya kamu berhenti dan berdiri di bawah naungan pohon di samping jalan. Soal jas hujan, lupakan karena kami tak punya. Oke, perjalanan berlanjut hingga akhirnya Acep kembali dalam pelukanku :')
Senang rasanya Acep telah kembali, dan tentu saja, tidak 'berisik' saat sakit kemarin. Dan ternyata rasa senang ini tak cukup sampai disini. Jam 9 saatnya meleleh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hari yang Indah

Hari ini penuh kejutan, mulai dari sakit perut berujung muntah-muntah, telepon dari mas2 Tiki, sms dari Polman, hingga telepon dari mas2 Harco.

  • Sudah 5 hari ini aku menanti tamu bulananku hadir dan ternyata ia hadir saat aku terbangun dari tidurku, walau rasa sakitnya sudah terasa saat malaikat turun ke bumi untuk menyaksikan manusia-manusia yang bersujud di waktu subuh.
  • Baru kemarin, Senin lalu, ibuku SMS memberitahuku bahwa ibu telah mengirimi paket (isi utama: sandal + obat) dan siang tadi aku ditelpon mas2 pengantar paket yang sudah menggedor kosanku, namun aku tak mendengarnya.
  • Jumat lalu aku ada 2 interview terakhir untuk magang di Polman, selanjutnya aku jadi pengangguran tak jelas di kosan, hingga aku hapal acara di televisi karena kerjaanku sehari-hari hanyalah menonton televisi. Dan hari ini aku mendapat SMS dari pak Suryo, salah satu karyawan di Polman, yang mengabarkan bahwa surat pengantar medical check up (mcu) ku sudah siap. Itu artinya aku tinggal menjalani mcu, kemudian magang (sayangnya, teman magangku, Intan, nasibnya masih menggantung). Namun, karena rasa malas yang berlebihan aku akan mengambil surat pengantar mcu besok.
  • Senin kemarin aku menanyakan kabar Acep yang tengah dirawat, aku disuruh menunggu telepon balik dari mas2 penyervicenya, dan Alhamdulillah sore ini, si masnya nelpon katanya Acep mau di-running. 
Makasih ya Alloh, hari yang indah :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kosan Baru Sichi

Dunia itu tak selebar daun kelor. Kalau kau mau membuka mata untuk sesuatu yang baru, maka kau akan dapatkan sesuatu yang hebat di luar sana.
Mungkin itu sedikit hikmah untuk perjalanan hari ini. Ya, hari ini aku, Intan, dan Dewi mengantar Siti (teman sekosan Dewi) untuk pindah kosan. Dia magang di PT. Akebono dan karena jarak yang tidak memungkinkan, dia memutuskan untuk pindah kosan.
Pagi itu kami janjian di kosan Dewi pukul 09.00. Aku dan Intan tepat waktu tiba di kosan lama Siti. Namun, karena menunggu Dewi yang terlalu lama berjilbab, alhasil kami berangkat hampir pukul 10.00.
Barang bawaan Siti lumayan banyak. Berat lagi. Cuma 1 sih yang berat. Dan tas berat tadi terontang-anting secara bergantian membawanya. Kosan baru Siti tak jauh, hanya 2 kali naik kendaraan umum, naik metromini 07 sampai Semper dan angkot 07 sampai kawasan Akebono. Satu hal yang tak terlupakan adalah ketika kami menuju tempat pemberhentian metromini, kita harus berjalan kaki dari kosan Dewi ke Plumpang. Ternyata saat itu tengah diadakan 'penyemprotan/foking' dan mungkin karena salah jalan, kami terkepung oleh kepulan asap yang bau dari depan dan belakang. Kami pun hanya berdiam diri, berhenti sesaat hingga kami bisa melewati kabut mematikan itu, mematikan bagi nyamuk dan kecoa.
Jalan hari itu lumayan ramai. Pemandangan masih sama dengan pemandangan sehari-hari, truk-truk besar, tronton. Tidak macet walau padat. Dan hal yang paling berat adalah membawa tas beratnya Siti. 
Setelah turun dari metromini dan berlanjut dengan angkot, kami berjalan menuju kosan baru Siti. Masuk ke Gading Residence.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS