Di sela kelelahan mataku ku coba gerakkan jemariku, ku biarkan mereka mnari-nari di atas tuts – tuts keyboard.
Tak ku biarkan mata ini mengarah ke monitor yang seakan memancarkan cahaya yang seakan menyerap daya dari mata ini.
Ku istirahatkan mata ini dengan memejamkannya pelan. Ku coba masuki alam mimpi namun ku tak sampai karena teriakan – teriakan tak berdosa yang memecahkan kedamaian alam tak nyata itu. Ku tulikan telinga ini, sehingga ku konsen merajut benang-benang yang ku gunakan untuk menyebrang ke alam mimpi.
Sebenarnya ku tak ingin larut dalam kedamaian ini. Ku harus bangun dan memompa semangat, apalagi project telah dideklarasi. Tapi, satu pertanyaan dari ku, “Kenapa lagi-lagi aku harus menjumpai layar bercahaya ini! Tak ingin mataku berreplikasi. Tidak! Aku benar tak ingin!
Kini ku bersandar di kursi depan komputerku. Ku duduk tertegun sambil melirik ke monitor computer teman sebelahku. Scanning virus. Sungguh mengenaskan! Dan semakin mengenaskan karena yang di scan adalah flash diskku. Dan seperti biasa, semua folderku berubah menjadi shortcut. Tidaaakkkk!!! Satu yang tak ku ingini ketika flash diskku bermasalah adalah laptop yang tertular virus.
Ku rasa sekarang mataku sudah mulai membaik, apalagi setelah temenku yang biasa duduk di belakang sebelahku dating menuju computer yang tak biasa ku lock off. Ia mengganti warna layar tempat ku letakkan outputan monitor menjadi hitam. Kelam. Membelalakkan mataku yang pedih tadi.
Ku berjalan ke belakang memperhatikan apa yang sedang dilakukan teman-temanku. Ku lihat beberapa bangku kosong dengan computer ter-lock off. Namun, kebanyakan dari mereka memainkan game yang kelihatannya seru. Dulu aku gamer yang selalu setia mengisi ‘jam-jam pengangguran’ku dengan bermain game. Namun, sekarang minatku untuk bermain game amat sangat berkurang dikarenakan seringnya aku bertemu dengan layar penyiksaan ini. (huh, lagi-lagi aku harus berkata, “mataku pedih….”). dari sekian computer yang digunakan untuk bermain game, ku lihat 2 (atau bahkan lebih) layar dengan codingan-codingan yang penuh variasi dari sekedar apa yang dosen pemrograman berikan. Hebat mereka… tapi mengapa aku begitu malas untuk menjadi follower mereka? Di tengah kesibukan mereka masing-masing terdengar suara pemuteran film di belakang kelas. Andai saja di 406 ini setiap anak tidak menyanding computer masing-masing, pasti keadaan 406 akan seperti kelas PASKIBRA. Nonton bareng sekelas. Pasti jauh lebih menyenangkan nonton bareng daripada nonton film di laptop sementara yang lain asyik ngGame. Mungkin aku hanya iri karena aku tak tergabung dalam salah satu 2 ‘kubu mendominasi’ itu (???) karena aku justru menyibukkan diri dengan mengetikkan huruf-huruf yang kini sudah merangkaikan diri menjadi kata-kata yang berbaris menyusun kalimat.
Ku lirik lagi layar monitor sebelahku. Progress 95.9%. waw, lama sekali. Proses scanning belum berhenti. Sebegitu parahkah ??
Alhamdulillah, flashku telah kembali seperti semula. Yey!!!
0 komentar:
Posting Komentar