RSS

Cerita Indah


Jika kau tanya bagaimana kabarku hari ini maka aku akan menjawab, “aku sedikit gila”. Hari ini aku merasa BODO BANGET. Semua ini berawal dari UTS Praktek untuk mata kuliah Orkom, yakni bongkar pasang CPU. Sial, gara-gara kalah gambreng aku mendapat jatah terakhir. Ya sudah, ku terima dengan lapang dada. Ku menunggu dan menunggu sambil mengamati teman-teman di kloter sebelum aku.  Kelompokku, kelompok 3 tergolong hebat karena mampu menyelesaikan dan menyisakan waktu yang masih lumayan banyak. Namun, sungguh malangnya nasib beberapa kawanku yang agaknya memakan waktu lebih banyak (apa karena mereka lapar???? -_- apa hubungannya?)
Kini giliran aku masuk dalam ruang sauna itu. Ku coba tarik nafas panjang untuk menenangkan jemariku yang bergetar tak terkendali. Syukurlah, aku tercepat kedua setelah Elvira menyelesaikan terlebih dahulu. Ku tengok ke belakang, melihat sang dosen mulai mendekat ke arah Vira. Namun, tiba-tiba pandanganku tertuju pada dosen yang berbalik arah menjauh dari Vira dan mendekati suara yang memanggil namanya. Ku perhatikan, Windu lah yang memanggil dosen. Ku lihat CPUnya, masih tertutup rapi. Rupanya mur penutup casing CPU terlalu keras hngga sulit untuk dibuka. Setelah permasalahan selesai, aku pun tertuju pada CPU ku yang sudah sukses ku bongkar. Dosen telah mendeklarasi waktu perakitan. Aku pun dengan sigap memasang tiap komponen dengan tangan yang masih bergetar. Hingga tak sadar aku memasang heatsink dalam posisi yang salah. Ku putar lagi 4 murnya dan segera memutar mur dengan heatsink dalam posisi benar. 
Tanganku masih belum terkendali, semakin tak terkendali ketika sang dosen berada di depanku untuk memberi pertanyaan. “Apa contoh dari Static RAM?” jedddhhheenngggg!!! ‘apa’ batinku. Aku pun menjawab sekenanya dan dosen pun sepertinya tak menunjukkan benar atau salahnya jawabanku. Well, dosen meninggalkanku dengan jawabanku yang mengambang.
Kini ku harus mengejar waktu, segera menyelesaikan rakitanku. Perasaanku semakin tak karuan ketika vira mulai mengetes CPU nya nyala atau tidak. Namun, tak lama kemudian aku pun menyelesaikan tugasku tepat setelah vira menyelesaikan pengetesan.
Disinilah awal kegilaanku. Ku pasang port monitor ke VGA port yang berada pada backpanel CPU. Ku pasang kaber power ke power supply. CPU menyala, fan berputar, lega hatiku. Namun, apa yang terjadi selanjutnya? Fan berhenti. Ku cabut kabel power dan ku tekan setiap kabel yang menempel pada mainboard. Ku ulangi lagi. Lagi. Lagi. Namun, lagi-lagi fan menyala lalu mati. Ku lihat di sekeliling. Lilis, teman yang sekloter denganku sudah siap untuk mengetes CPUnya. Aku panik, namun hidayah itu muncul begitu saja. Tiba-tiba aku ingat kalau CPUku belum aku pencet tombol power. Oh my God. Iya, ketika kita akan menyalakan komputer kita harus menekan tombol power dulu kan? Oh, betapa bodohnya aku. Aku pun keluar dengan riang gembira karena aku bisa menyelesaikan tepat waktu.
Hari ini diadakan Pemilihan Raya. Memilih ketua BEM dan anggota MPM. Wah, tak ku sangka, surat pilihan tiap prodi berbeda. Apa yang membedakan? Foto calon anggota MPM. Dan sebagai mahasiswa MI, maka fotoku pun menghiasi surat suara untuk prodi MI. Entah lah, aku tak begitu yakin aku akan terpilih. Sainganku, emmm, bukan, musuhku, bukan, kedua temanku cukup layak untuk menjadi anggota MPM dibandingkan aku. Namun, di sela-sela kepesimisanku, aku cukup lega ketika salah satu temanku setengah berbisik kepadaku, “Gue milih loe, jadi loe harus bisa jaga amanah.” Ku harus ucapkan TERIMA KASIH kepadanya kalau benar ia memilihku.
Satu kebodohan dari pemira ini. Kalian tahukan siapa calon anggota MPM dari prodi MI? Dari postingan sebelumnya mereka lah; aku, Putri, dan Intan. Berhubung aku sepaket sama Intan (Ingat: kesepaketan ini karena keterpaksaan) maka kami memutuskan untuk saling memilih dan jangan memilih diri sendiri. Bagi kami, ini sungguh konyol. Tak apalah yang penting BAHAGIA. Hahahahha....
Selepas pemira, ternyata ada rencana dadakan. Anak-anak MI mengajak sore itu juga ke Danau Sunter. Sulit rasanya untuk menolak. Apalagi selama ini aku selalu menolak dari ajakan mereka. Aku pun mengiyakan untuk ikut bersama mereka, bersama paketanku tentunya. Semua berjalan lancar sampai aku bosan duduk dan memutuskan berdiri. Sungguh-sungguh tak ku sangka, rupanya ada lubang. Kaki kananku pun masuk ke dalam lubang itu. Basah. Lebih parahnya, nyaris tak ada yang menolongku. Sial.
AKAN TETAPI, berhubung besok aku akan balik ke kotaku tercinta, maka semua yang ku alami hari ini akan ku jadikan cerita indah saat ku berada di PURWOREJO. . .

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar