RSS

Ku Menangis lagi.....


Saat ini ku sendiri di ruangan kecil ini. Sambil menikmati molen yang ku beli bersama Intan menunggu kamar mandi yang tak kunjung keluar orang yang berada di dalamnya. Di kesendirianku sekarang ini ku membayangkan apa yang sedang orang tua serta kerabatku lakukan siang tadi. Ku teringat sms dari ibuku beberapa minggu yang lalu dimana beliau mengabarkan kalau hari ini tepatnya tanggal 5 Desember sepupu tertua dari jalur ibuku menikah. Sebenarnya amat disayangkan kalau sepupuku menikah pada tanggal ini. Ku katakan ini bukan sebagai pelampiasan karena aku tak bisa hadir di pernikahannya, namun lebih karena ia seorang dokter hewan yang belum ada 1 tahun setelah ia di wisuda beberapa bulan silam. Sungguh cinta membutakan segalanya.
Dan kiniku harus menangis karena baru saja aku mendapat pesan singkat dari adikku yang mengabarkan kalau dirinya baru saja pulang dari Cilacap dan pergi ke Gua Jatijajar. Aku sedih bukan karena aku tak diajak.  Aku sudah pernah ke sana. Aku merindukan orang-orang yang ada disana. Lebih menyedihkan lagi aku mungkin tak bisa pulang kampung akhir tahun. SEDIH. Tangisan aku tunda karena rupanya teman sekamarku telah datang dengan cerita ‘lelah’nya karena seharian mengelilingi Jakarta bersama orang yang dikasihinya.
Entah kenapa tiba-tiba aku merasa keanehan dalam diriku. Aku ingin marah, aku ingin teriak, dan aku merasakan ada yang berkecamuk dalam batinku. Bahkan aku ingin menggigit orang dan tak segan-segan untuk memakannya. Aku tak tahu kenapa, mungkin karena kelamaan menunggu orang di dalam kamar mandi tak keluar-keluar, atau mungkin karena lapar. Lapar? Ku rasa tidak. Aku sudah menghabiskan 4 gorengan seharga gopek perbuahnya. Entahlah, aku pun mengungkapkan hal ini pada Intan. Aku tak tahu apa yang dirasakan Intan di rumah kontrakannya saat Intan tahu apa yang ku rasakan. Mungkin yang ku rasakan sama seperti teman serumah Intan. Rasa itu terus berlanjut hingga aku memutuskan untuk fokus belajar. Perasaanku mulai tenang sesaat ku lihat jam menunjukkan pukul 9. Ku tak tahu berapa lebihnya, yang jelas hatiku lebih tertata. Belajar bahasa Inggris membuat otakku menjadi sedikit low dari biasanya. Mengantuk. Ku coba raih HP yang sedari tadi diam karena tak bersinyal. Sinyal begitu lemah hingga tak ada sms satu pun yang ku terima. Atau memang tak ada yang mengirim sms? Ku kirim pesan singkat ke Intan. Tak ada balasan darinya. Sekali lagi ku kirimi sms yang mengatakan aku sudah mengantuk sangat. Lagi, tak ada balasan. Mungkin ia telah mendahuluiku pergi ke alam mimpi. Baiklah, ku teruskan belajarku. Kali ini matematika. Ku kerjakan soal-soal yang diberikan temanku sendiri. Lumayan susah, tapi gampang. Semoga saja UTS Matematika besok tak mematikan gayaku. Semua lancar hingga tiba-tiba ketika waktu menunjukkan 30menitan lebih dari jam 10, pipiku panas. Air mengalir dengan suksesnya dari mata yang sebenarnya sudah ingin terpejam. Entah kenapa rasa “garuh”ku tiba-tiba muncul dan seketika terbayang wajah ibuku. Ku coba terka apa yang terjadi padaku. Aku tak tahu kenapa aku sekarang lebih cengeng dari sebelumnya. Dulu aku tak pernah menangis. Namun sekarang, mendengar kata ibu, air mataku tak bisa tertahan untuk jatuh. Bahkan saat menulis ini pula, hidungku sudah mulai berair, mataku pun mulai sembab.
Mungkin aku rindu pada ibuku. Dan mungkin tak hanya mungkin karena aku memang sangat merindukannya. Entah kapan aku bisa bertemu dengannya. Ku mohon libur panjang segera datang hingga aku bisa menemui ibuku dan tak hanya bayang-bayangnya saja yang ku lihat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar