Pagi ini ku menangis lagi. kalau tidak salah ku menghitung ini untuk yang kedua kalinya semenjak aku benar-benar pisah dari yang namanya keluarga dan saudara.
ku benar-benar merindu mereka. segalanya berbeda disini, dan aku benar-benar RINDU pada setiap aturan yang berlaku di rumahku. benar-benar ku rindu. dan ketika ku menulis ini pun, air mata ini nyaris turun membasahi pipi.
ku kangen ibu. segala tentang ibu. segala bentuk perhatian ibu, baik yang ku suka maupun tak ku suka. tapi setidaksukanya aku pada aturan ibuku, aku merindukannya. jikalau ada yang menerapkan aturan dan amat sangat bertentangan dengan aturan ibuku, maka muka ini tak kan bisa ku bohongi. diam dan cemberut.
pikiranku pun melayang pada suasana rumah yang seperti itu. senyuman dan tangisan adikku, suara kakakku saat menyanyi sambil bermain game di komputer, suara RAM komputer "titttttt...tit.....tittttt" gara-gara kekurangan memory, bapakku yang tiap maghrib dengan nada kerasnya menyuruh kami, anak-anaknya untuk segera mematikan TV yang masih terus becuap-cuap sendiri. ku pun ingat dan ku rindu saat ibu keluarkan air matanya sehabis solat. kini pun aku sadar, di saat ku jauh, ku rasa semua itu begitu berarti.
dan aku hanya bisa menangis ketika mengingat itu semua.
Pikiranku lebih jauh melayang ke sebuah SMA antik di Purworejo. Lorong Mina, Sela Matangkep, ketepeng, trembesi, dan tentu saja PASKIBRA (iPA Satu KIta BeRsAma). segala tradisi di kelas itu masih terasa nyata. makan bareng di kelas, alunan suara temenku kala menyanyikan lagu2nya Kerispatih, cerita tentang Mas Kun, dan tak pernah terlupakan, our imitator...
tapi dari semua itu, hanya ibu lah yang benar-benar membuat mata ini tak bisa kering.
***
0 komentar:
Posting Komentar