RSS

Work in Team?

Sedari pagi aku sudah berangan-angan tentang apa yang hendak ku tulis hari ini, namun setelah ku pandangi Acep (laptop kesayangannku), kata-kata yang ku siapkan untuk menuliskan angan-anganku tiba-tiba terbang entah kemana.
Saat ini aku tengah berada di dalam kamar bersama sepasang ‘teman project’, lebih tepatnya adalah mereka yang seharusnya menjadi kelompok terakhir di sidang RPL Jumat kemarin (lihat postingan sebelumnya). Saat ini mereka tengah mengerjakan project mereka, mempersiapkan sidang untuk Senin besok. Mereka pasangan yang kompak, sama dengan pasangan-pasangan kelompok yang lain.
Aku tak ingin membahas sidang RPL lagi (walaupun euphoria sesudah sidang masih terasa). Kali ini aku akan membahas tentang aku.
Kamis (26/01/2012) kemarin, sesudah UAS praktek bahasa Inggris, yaitu presentasi paper, aku bersama kelima orang kawanku dipanggil Sang Dosen (sebut saja Mr. Kim). Kami berenam adalah mahasiswa yang belum mendapat kesempatan untuk diwawancari atas application letter yang kami buat. Jadi, ceritanya saat itu kami mendapat tugas membuat surat lamaran pekerjaan dan pada pertemuan selanjutnya kami diwawancara seakan-akan kami surat lamaran kami diterima. Urutan wawancara disesuaikan dengan nomor absen kita. Dan karena waktu yang terbatas, maka tersisalah 6 orang yang belum mendapat kesempatan. Dan akhirnya di akhir UAS kemarin, kesempatan itu datang.
Kami berenam duduk setengah lingkaran menghadap Mr. Kim. Ada 2 pertanyaan yang diajukan olehnya. Pertanyaan pertama, what is your weakness and your strength? Aku mendapat giliran terakhir. Sambil memikirkan jawabannya, aku mendengarkan jawaban teman-temanku sebelumnya. Salah satu jawaban yang mengena di hatiku, I can work in team, jawaban temanku yang tepat berada di sebelahku.
Sempat terpikir olehku untuk menjawab, “I can’t work in team” sebagai my weakness. Tapi ternyata bukan itu yang keluar dari mulutku.
Pertanyaan kedua, lupakan. Sekarang aku ingin menggaris bawahi “I can’t work in team”. Benarkah aku demikian adanya?
Pandanganku mengarah kepada 2 orang yang berada di depanku. Mereka nampak kompak dalam mengerjakan. Bagaimana dengan kelompokku kemarin?
Jujur aku iri melihat kelompok-kelompok yang lain. Dia enak ya sekelompok dengan ini, dengan itu. Soalnya si ini pinter, si itu rajin, kerjaan jadi cepat selesai, cepat kelar, enak diajak kerjasama, enak buat bertukar pikiran. Namun, setelah ku pikir ulang, salah jika aku berpikir seperti itu. Kenapa?
Semisal aku berpikir seperti ini. Enak sekali si A bisa 1 kelompok dengan si B. Kompak sekali. Lantas aku berpikir kembali. Aku pernah sekelompok dengan si B, tapi aku merasa tak seenak jika A sekelompok dengan B. Siapa yang salah? Tentu saja aku. (lihat postinganku sebelumnya tentang hal yang serupa, klik ini).
Aku kemudian (seakan-akan) berpikir, apakah aku memang tak bisa bekerja dalam kelompok? Bagaimana jika besok aku kerja?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Ardiansyah mengatakan...

walaupun ini bukan disebut sebagai angan2 yang akan ditulis ..
ini tetap keren teman ..

work in team or not work in team = realtive

Zaitun Hakimiah NS mengatakan...

makasih Ardi..
:)

Posting Komentar