Aku tak tahu kenapa denganku beberapa bulan terakhir ini. Setiap
kali tamu tiap bulan itu datang, maka emosiku akan naik hingga 90 derajat
Celcius. Setelah bulan kemarin sukses dengan marah-marah tak jelas kepadanya,
maka kali ini berganti sasaran.
Entah mengapa aku selalu menjadi berapi-api,
mempermasalahkan sesuatu yang seharusnya bukan menjadi masalah,
melebih-lebihkan sesuatu sehingga yang ada justru rasa sesak dalam dada.
#nyesek. Itulah sebabnya mengapa suatu hal yang sepele justru membuatku
bercucuran air mata.
Seperti tadi malam, jika tak ku tahan air mata ini keluar,
maka banjirlah kamar ini. Sabar. Itulah yang bisa ku katakana untuk diriku
sendiri. Aku hanya butuh waktu sekitar 1 minggu untuk mengembalikanku ke
keadaan normalku.
Tanduk ini, selalu
saja muncul tiap bulannya. Tak bisakah kau sembunyi?Cukuplah satu bisul kemarin
saja.
Bisul? Ya, sebelum tamu itu datang, satu buah jerawat yang
lebih tepat dikatakan bisul itu tumbuh manis di pipi sebelah kiri. Sebuah bisul
yang membuat anak-anak sekelas gemas untuk menampar pipi kiriku.
#plakk.. satu tamparan tepat mendarat dengan tepat. Tangan
yang lain pun tak sabar ingin mendarat juga. #plakk.. kena lagi. Sial. Tangan-tangan
itu, mulai bersiap kembali.
Akan tetapi, si bisul kini telah berganti menjadi bintik
hitam yang memberi kenangan indah. Dan kini, setelah bisul menghilang, tamu itu
datang, maka tanduk ini tumbuh. Walau tak seganas biasanya, namun aku saat ini
tengah garang. #sedang sensitif. Lagi buas.
0 komentar:
Posting Komentar