RSS

Sepuluh Hari di Jakarta


22 September 2012
Ini adalah hari kesepuluh aku berada di Jakarta. Baru 10 hari rasanya sudah 10 bulan. Benar-benar cepat sekali beradaptasi dengan kota yang 1 bulan lebih aku tinggalkan. Mungkin dua tahun di kota ini yang membuatku merasa demikian.
Ini memang benar-benar hari kesepuluh. Walau demikian, sudah banyak hal yang terjadi padaku. Berbagai moment dan aktivitas sudah ku jalani. Mulai dari berkunjung ke rumah Bude di Cilincing, 13 September 2012. Dini hari aku sampai di Jakarta, siangnya ku sempatkan waktu ke rumah Bude yang sudah lama tak ku kunjungi. Ternyata siang itu, pukul 11.00 WIB, macetnya luar biasa. Beberapa menit kendaraan tak bergerak sama sekali. Panasnya pun begitu … WauW. Agak kaget karena kemarin (12/9) masih berada di rumah yang dipenuhi pepohonan. Jarak yang singkat antara kosan dengan rumah Bude pun harus ku tempuh lebih dari 1 jam. Beruntungnya, Budeku ada di rumahnya. Coba bayangkan, aku sudah panas-panas naik angkot selama 1 jam dan ternyata rumahnya kosong. Tidaaaakkk!!!
Next. Inaugurasi, 14 September 2012. Sebuah pagelaran penutupan PPK & Outbound yang diisi dengan penampilan UKM dan Himma. Aku pun menjadi bagian dari pertunjukan itu. Membawa huruf B dalam penampilan Himma MI karena kali ini MI akan menampilkan susunan keyboard QWERTY dan mengetikkan kalimat Welcome To MI :). Dan yang ditunggu-tunggu setiap inagurasi tiba adalah b*nci tahunan dari prodi P4. Entah mengapa prodi ini begitu mempertahankan tradisi ini. Biarlah.
me n intan @kebun raya
Selanjutnya, 15 September 2012. Walau rasa lelah masih menghinggapi (karena inaugurasi semalam mengharuskanku pulang pukul 22.30), namun tak memutuskan semangat kami (aku, Intan, Sichi, Amir) untuk pergi ke Bogor, trip to Kebun Raya Bogor. Rupanya mudah sekali menemukan letak Kebun Raya Bogor berada. Cukup naik bus jurusan Bogor dari Tanjung Priuk. Setelah tiba di terminal Bogor dilanjutkan naik angkot 06 atau 13. Tak berapa lama, tibalah kami di Kebun Raya. Dengan membayar Rp 10.000 masing-masing orang, kami bisa menikmati per-JALAN-an panjang itu. Yah, benar-benar jalan. Menuju Griya Anggrek, Jembatan Gantung, Bunga Raflesia (yang tentu saja tak ada bunganya karena belum musim berbunga). Baru setengah perjalanan, kami memutuskan pulang. Kaki kami lelah, tak kuat lagi untuk berjalan.
Minggu, aku gunakan untuk beristirahat. Mengumpulkan tenaga untuk aktivitas hari Senin. Kuliah, kuliah, kuliah. Semester 5 harus dilalui dengan penuh semangat. Apalagi semester 5 hanya 3 bulan. Huh. Semangat harus full.
Senin pun tiba dengan segera. Mata kuliah pertama, Bahasa Indonesia. Seorang wanita cantik masuk ke dalam kelas. Dia lah Bu Ira, guru bahasa Indonesia kami, MI 3. Dia adalah seorang penari yang juga pernah mengikuti ajang Abang None Jakarta. Kini ia guru bahasa Indonesia yang begitu tegas dan para mahasiswa tidak boleh terlambat. Pandangan matanya tajam, mengawasi tiap gerak-gerik kami. Mulai dari 7.30 – 11.00 kami bersamanya, mempelajari bahasa dan fungsinya. Selanjutnya, hingga pukul setengah lima sore, ada mata kuliah ERP (Enterprise Resource Planning). Lagi-lagi dosen baru. Namanya Pak Sasmito Budi atau yang lebih dikenal dengan Pak Sas. Dengan title M.T.I. di belakang namanya, tak diragukan lagi kemampuannya. Ia pandai. Namun, saat mengajar, kecepatan berbicaranya bagaikan naik pesawat. Wusssshhhhh..cepet banget. Saking cepetnya beberapa temanku sempat nyaris tak sadarkan diri, matanya susah untuk tetap terbuka.
Dan begitulah selama 5 hari kerja ini, kuliah. Tugas  dari mata kuliah lain pun mulai berdatangan satu persatu. Berharap untuk segera diselesaikan. Sayangnya, si empunya tugas terlihat masih shock dengan keadaan semester 5 yang begitu singkat. Rasa malas masih menempel. Tapi, Husssshhhh…malas pergilah. Hush. Hush. Hush.
Dan selama 10 hari di Jakarta, inilah bagian yang tak ku suka. Semalam, temanku dari prodi P4, sebut saja mbah Ed, cowok terganteng di Polman, menyambangiku di kosan. Aku dan Intan (teman sekamarku) pun menyambutnya dengan penuh suka cita. Sayangnya, kedatangannya membuatku sedikit terpojokkan. Aku dipaksa membalas sms dari dia, orang yang katanya menyimpan rasa selama 2 tahun. Rasa? Manis? Asin? Pahit? Entahlah. Aku juga tak tahu pasti.
Sepertinya mbah Ed dan Intan memiliki rencana untukku. Mungkin sama ketika aku berbincang-bincang dengan Oma, Nenek, Intan, Boii Li di kelas saat itu, waktu jam kosong. TIDAAAAKK… Teman-teman, tak perlulah kalian repot-repot melakukan ‘aksi’ ini. Tak perlulah aku menjadi client pertama dari per-MakComblang-an ini. Ya. Ya. Ya. :*
Toloooooonngggg…. Siapapun, Toloooooooonnnggg akuuuu…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar