RSS

Jangklot :D


Hari ini sungguh berat. Begitu lemas. Mungkin ini puasa paling tidak semangat sepanjang tahun ini. Bukan karena makan sahur yang kurang hingga tengah hari merasa tak bertenaga. Namun sepertinya ini adalah efek samping dari membantu ibu.
Ya. Siang ini, sekitar pukul 12.30 aku membantu ibuku mengangkati bambu-bambu dan kayu bekas bangunan yang tergeletak di teras rumah. Keberadaannya yang mengganggu pemandangan mata membuat kami (ibuku dan aku) tergerak untuk memindahkannya ke samping rumah, ke rumah kayu, rumah khusus untuk meletakkan kayu bakar.
Tak banyak. Satu kali. Dua kali. Tiga kali. Mungkin 10 kali bolak balik aku mengangkat bambu-bambu itu. Hanya sebutir dua butir keringat yang menetes.
Tahukah kamu?
Sepanjang perjalanan aku mengangkati kayu-kayu itu aku memperhatikan pepohonan yang aku lewati. Dan tak sengaja aku melihat pohon-pohon kecil yang mengingatkanku pada masa kecilku. Pohon itu adalah pohon jangklot. Ada yang tahu?
Pohon jangklot adalah pohon yang tinggi menjulang dan daunnya kecil-kecil. Setahuku pohon ini hanya untuk diambil kayunya walaupun pohon ini menghasilkan buah. Buah dari pohon ini atau yang lebih dikenal dengan jangklot bentuknya bulat kecil. Waktu masih muda, buahnya berwarna hijau dan setelah tua warnanya berubah menjadi merah. Buah-buah itulah yang ku gunakan sebagai mainan sewaktu aku kecil.
Pertama, kumpulkan jangklot tua yang berwarna merah. Kedua, ambil bijinya. Ketiga, bungkus biji-biji jangklot tersebut seperti membungkus tempe. Tunggu beberapa hari dan jadilah Tempe Jangklot. Biji yang ditumbuhi jamur itu menyerupai kedelai yang ditumbuhi jamur Rhizopus sp. pada tempe.
Aku menjadi ingat saat aku kecil dulu, aku sering sekali main masak-masakan bersama kakak dan teman-temanku. Kami memanfaatkan dedaunan dari pohon yang tumbuh di sekitar kita. Aku ingat ketika ingin membuat minyak goreng, maka gunakan daun bunga sepatu, membuat sirup berwarna merah maka gunakan pucuk daun jati, ada juga sirup warna kuning dengan menggunakan daun pohon liar yang aku tak tahu itu pohon apa. Ku potong lembut daun singkong dan daun pepaya untuk membuat masakan yang lezat. Potong miring batang daun singkong yang berwarna merah maka jadilah cabai yang pedas. Jika ingin masak udang maka gunakan bunga pisang yang sudah jatuh. Menyenangkan sekali. Apalagi saat menggunakan daun tetean sebagai uang untuk transaksi membeli makanan.
Lucu sekali mengenang waktu kecil. ^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

PeterPang mengatakan...

Postingan udah lama. Saya masih penasaran dengan buah janglot dapatkah dimakan.pernah nyobain manis sih rasanya. Tapi dibilang bikin bengek. Biasanya kalilawar yg doyan dan mereka tetep sehat

Unknown mengatakan...

Kok sama kisahnya sama aku

Winar wintrik mengatakan...

Daersh mana ini yang memnuat blg
Mantap benar deh

Posting Komentar