Di hari Minggu ini aku bangun seperti biasanya. Mungkin bisa dikatakan lebih pagi. Walaupun kadar kemalasan untuk tidak beranjak dari kasur masih tetap sama, tak berkurang. Namun, ada yang salah dengan badanku pagi ini. Rasanya begitu pegal, apalagi kaki ini, sakit untuk digerakkan. Ada apa gerangan? Mungkin ada kaitannya dengan kegiatan yang ku lakukan kemarin. Sebuah perjalanan yang melelahkan. Bukan. Bukan perjalanan menuju kota kecilku. Namun, perjalanan ke festival buku terbesar yang diadakan tiap tahunnya, IBF (Islamic Book Fair).
Pagi itu aku bangun seperti jika aku masuk kuliah pada pukul 7.30 WIB. Pukul 06.00 aku sudah mandi, hanya saja belum berganti pakaian karena ku lihat temanku masih menikmati kemalasannya di atas kasur. Ya, aku pergi ke IBF tak sendirian. Tak pula berduaan dengan teman sekamarku. Aku ikut tergabung dalam rombongan. Rombongan yang menamakan diri Rohis Asy-Syabab Polman Astra. Benar, perjalanan ini memang termasuk dalam proker Rohis, rihlah (jalan-jalan). Rencananya pukul 07.30 semua yang terdaftar sudah berkumpul di kampus dan pukul 8 nya kami semua berangkat menuju halte busway. Akan tetapi, rencana itu harus ngaret selama 30 menit dikarenakan kedatanganku bersama kedua sahabatku yang memang telat selama 20 menitan. Maafkan kami...
Tak ada yang menyalahkan kami. Namun, rasa bersalah itu pasti ada. Beberapa kali ditelpon oleh ketua rohis untuk segera datang. Malu, apalagi posisiku sebagai tingkat 2. Bahkan ketika aku sampai di kampus, adek tingkatku berniat pulang, tak jadi ikut gara-gara menungguku yang kelamaan. Maafkan aku ya adek-adekku, hehehe :)
Baiklah, akhirnya rombongan berangkat sekitar jam setengah 9. Dan seperti biasa, kami harus berjalan terlebih dahulu menuju halte busway yang letaknya berpuluh-puluh meter dari kampus. Peluh pun menetes sesekali. Namun, tetap semangat untuk perjalanan ini.
Apabila kau memutuskan untuk bepergian dengan busway, maka kau harus sabar untuk menunggunya datang dan apabila telah datang maka kau harus rela jika ternyata kau tak bisa masuk karena memang busswaynya sudah penuh. Dan apabila ternyata kau bisa masuk maka kau harus rela pula untuk berdiri. Dan berdiri pun harus siap untuk berdempet-dempetan dengan orang banyak. Dan begitulah perjalanan kemarin.
Lelah dengan keadaaan yang ada ditambah sepatu yang tak nyaman dipake (kekecilan dan saking kecilnya hingga jari-jari kaki ini sakit semua)
Sesampainnya di Senayan, kami langsung bagi-bagi pin. Pin? Ya, itu sebagai souvernir. Masing-masing dari kami harus membayar Rp 10.000 untuk bisa tergabung dalam rombongan, Rp 7000 untuk tranportasi dan Rp 3000 untuk souvenir.
Rombongan pun terpecah belah menjadi kelompok-kelompok kecil yang menyebar ke tiap sudut stand. Banyak yang dijual disana. Lantai 1 berisi buku semua. Berbagai diskon tertera disana. 30%, 50%, dll. Aku sendiri bingung tuk membeli apa. Yang ku tahu, aku harus membeli Al-Ma'tsurah yang akan ku bagikan ke teman-teman, khususnya waktu acara Tafakur Alam nanti. Selain itu aku bingung nak membeli apa. Di lantai 2 dijual berbagai macam baju, kerudung, pernak-pernik, bros, dan lain sebagainya. Aku ingin sekali membelikan kerudung untuk ibuku. Sayangnya, aku tak begitu tahu seleranya :( , aku tak punya kemampuan untuk memilih yang terbaik.
Benar-benar hari yang melelahkan. Seusai sholat dhuhur, kami digiring di pintu utama. Ada kejadian menarik disini. Ketika ketiga ikhwan belum menunjukkan batang hidungnya, sang ketua pelaksana menuju ke bagian informasi. Tiba-tiba terdengar.. Rohmat Setiawan dari Banyumas...
Nama ketua rohis kami disebutkan dan dengan membawa daerah asalnya... Kemudian terdengar kembali... Agus Efendi dari Magetan.... tak berapa lama kemudian Agus efendi muncul di hadapan kami. Tapi dimanakah sang ketua rohis? Setelah ku konfirmasi ternyata ia 'merasa' kehilangan sandalnya. Baiklah, rombongan meneruskan perjalanan tanpa ketua rohis.
Acaranya selanjutnya adalah makan siang. Namun, karena ada sedikit masalah, ikhwan dan akhwat pun harus terpisah. Ikhwan jalan terlebih dahulu dan akhwat kehilangan jejak mereka. Namun, dengan bantuan Alloh SWT semua bisa tertangani :D Alhamdulillah
Akhirnya ikhwan dan akhwat dipertemukan di depan kantin padang. Setelah bertemu, kami pun langsung digiring menuju hall, tempat dimana Damai Indonesiaku tengah live on TV One. Setelah mendapatkan posisi yang nyaman, makanan pun segera datang. Kami pun makan dengan tak lupa membaca doa.
Bosan dengan keadaan yang ada, kami, para akhwat-akhwat yang cantik dan hanya terdiri dari 5 orang memisahkan diri. Kami beranjak menuju lantai 2 untuk membeli pernak-pernik lucu seperti kami. Lelah kami muter sana sini. Sekitar pukul 3 sore kami pun undur diri, meninggalkan keramaian itu, menuju halte busway yang juga ramai.
Dan lagi-lagi,
Apabila kau memutuskan untuk bepergian dengan busway, maka kau harus sabar untuk menunggunya datang dan apabila telah datang maka kau harus rela jika ternyata kau tak bisa masuk karena memang busswaynya sudah penuh. Dan apabila ternyata kau bisa masuk maka kau harus rela pula untuk berdiri. Dan berdiri pun harus siap untuk berdempet-dempetan dengan orang banyak.
Badan capek, kaki pegal(karena sepatu kekecilan), ditambah jalan kaki menuju kosan. Walhasil, badan tak berdaya dan sesampainya di kosan terkapar lemas tak bertenaga.
Hingga saat ini, rasanya pun masih berasa. Padahal kalau tenaga masih ada, ingin rasanya kembali ke Senayan, menghadiri IBF, apalagi hari ini, ada bedah buku "Eliana, Pukat, Berlian" oleh Tere Liye.
Andaikan...
0 komentar:
Posting Komentar