Aku baru saja terbangun dari tidur pendekku. belum sempat memasuki dunia mimpi aku sudah terbangunkan oleh suara-suara di ruangan ini. suara yang setiap hari sama, kalau pun berbeda hanya satu, dua, tiga. aku membuka mata seketika handphone yang ku letakkan di saku baju seragam kebesaranku bergetar. ku lihat sender, pengirim SMS yang aku terima. ku baca SMS itu dengan sedikit menyengir kesakitan karena kaki dan tangan kananku kesakitan. bukan karena isi dari SMS itu, tapi karena posisi tidur pendekku yang tidak nyaman.
Belum sadar benar aku kembali ke duniaku saat ini, tiba-tiba seorang teman duduk di bangkuku dan memintaku mengajarinya materi basis data. dengan singkat dan padat aku jari dia. dia pun berlalu dengan begitu saja. aku pun mengajak temanku yang duduk di belakangnya belakangnya belakangku yang tengah asyik membaca cerita Korea. Film, cerpen, atau fakta tentang Korea, entahlah, aku tak tahu benar. aku mengajaknya ke KM sekedar cuci muka. dan kini aku kembali ke aktivitas sebelum temanku menitipkan laptopnya yang di charge, tepat sebelum aku terlelap.
kini aku mendengar suara-suara itu lagi.
"kog gw mati sih?"
"kabuuuurrrrr"
"m*n*et"
"siapa lagi yang nggak kena?"
"lari-lari..."
"cepet lari...."
"Larrrrrrrrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...........!!!!"
"aw,, takut"
"s**pa*!"
"Licik!"
"Makanya lo balik!"
hening sebentar. sekarang terdengar suara cewek-cewek penggosip. lalu terdengar suara itu lagi.
"aaa....ilang..ilang.."
"anj**tt!!"
"whoy...whoy...whoy..."
"Lo salah pencet"
"kalau mati jatuh?"
"terus?"
"Ya beli lagi?"
"lo kira pegadaian?"
apa yang ada di benakmu? tahukah aku dimana?
yah, seperti biasa jam-jam segini aku duduk di depan komputer di ruang paling penting dikehidupanku saat ini, 406. ruangan tempatku menggali ilmu tetang dunia IT, Ilmu perkomputeran. lantas suara-suara itu? itu suara-suara para lelaki di ruangan ini. selalu dan selalu di ruang ini dan disela-sela jam kosong mereka memainkan games yang dikendalikan server. server yang dibuat oleh teman yang duduk di deretan paling belakang no 3 dari kiri. aku ingat saat kemarin ia tak membuka server bagi para cowok-cowok penggila games, kelas begitu sunyi, garing, tak bernyawa. aku tak tahu apayang mereka mainkan. sebuah games yang terlihat tak menarik. (ya, mungkin karena aku tak tahu cara memainkannya. tapi kayaknya seru. pengen ikut main juga sebenarnya)
Ku pandangi orang-orang disekelilingku. depanku, yang biasanya tidur pada jam-jam segini terlihat sibuk dengan pekerjaan yang ada di depannya. maklum, ia baru saja diangkat sebagai sekretaris. kerjaannya tengah menumpuk. di bangku samping depanku terlihat ada 2 orang yang mendudukinya. temanku yang memang pemilik bangku itu dan 1 lagi teman yang tadi datang ke bangkuku untuk mengajari Basdat. entah apa yang dilakukannya. pandanganku hanya melihat temanku yang memainkan laptop milik temanku yang duduk di sampingnya samping depanku.
kini ku beralih pada belakangnya samping depanku. ya, ia duduk di samping kananku (samping kiriku tembok). aku tak tahu apa yang dikerjakannya. ia terlihat sedang mecari berita-berita yang sedang hot. walau sekali-kali ia terlihat sedang mengcompress data. entah lah. ku alihkan lagi pandanganku ke teman yang duduk di belakangnya sampingku. ia tak terlihat seperti biasanya. ia yang biasanya melakukan keisengan pada komputerku dan teman-temanku kini tepar, tiduran di bangkunya. ia sedang sakit. tak tega ku memandangnya. semoga lekas sembuh kawan.
sekarang menuju sampingnya belakangnya sampingku. yah, seorang teman yang duduk tepat di belakangku. ia juga tak terlihat seperti biasanya. bukan karena sakit atau apa. biasanya ia ikut menyumbangkan suara-suara di ruangan ini. namun, kali ini ia terdiam tak bersuara. sepertinya ia sedang melakukan hobinya yang lain, membaca komik Jepang kesukaannya.
suara-suara itu kembali memenuhi telingaku. suara Boss buah pun terdengar menggelegar. sementara itu tak ku dengar suara dari sampingnya Boss Buah. biasanya ia menggoda teman yang duduk di belakangnya, Anak Buah 1.
aku menyesal tlah membuatmu menangis
dan biarkan mu memilih yang lain
terdengar suara ibu kos yang sedang karaoke-an. pandanganku pun ku tujukan ke arahnya. dan seperti dugaanku, ia sedang berdua dengan pak kos.
Sepi dalam Ramaiku
Bosan...Bosan....Bosan...
aku bosan. duduk termenung memandang komputer yang mungkin bosan juga denganku. mungkin aku salah karena di hadapanku kini bukan komputer dengan monitor lama yang menemaniku lebih dari 6 bulan. Baru 2 hari monitor baru ini menemaniku. mungkin dia belum bosan. tapi aku?
aku tak tahu mengapa aku bosan. kuliah belum ada tugas menumpuk seperti saat hari-hari pertama masuk di semester 2. dosen banyak yang pergi meninggalkan kelas. semua terasa santai. lantas, mengapa aku bosan? apa ini pertanda aku ingin pulang ke rumah? tidak. saat ini aku tidak terpikirkan rumahku di desa. aku memasuki minggu ke-4 setelah kepulanganku yang kedua. rasa kangen itu belum bergejolak.
aku telah mendeklar bahwa semester 2 aku harus berjuang mati-matian mempertahankan nilai bahkan kalau bisa meningkatkannya. aku pun ingin impianku untuk menjadi 3 besar di MI bisa terwujud
Kosong
kosong.
kosong.
kosong.
kosong.
tak tahu harus menulis apa. tepat sama seperti hari-hari sebelumnya. tak beride, namun tetap saja memaksa diri mengeluarkan kata-kata.
aku baru saja melakukan sidang resmi pertama dengan Boss Buah. sidang berjalan dengan lancar karena keterbukaan si Boss untuk menjawab semua pertanyaan anak buah. tak salah aku dan 1 anak buah yang lain memilih dia sebagai Boss Buah. tak hanya ganteng, dia pinter, baik, tidak sombong. begitulah karakteristik si Boss Buah. walau harus disertai ketawa lebar saat ku mengatakannya.
aku tak mencatat secara pasti sejak kapan dia diangkat sebagai Boss Buah. namun, ternyata seru juga punya seorang Boss. lebih seru lagi tatkala semua tak menyetujui pengangkatan ini. dan tambah seru saat banyak orang menyebutnya "autis". dengan banyaknya orang yang memberikan dukungan pada Boss Buah, berarti tugas ku sebagai anak Buah bertambah. aku harus membela Boss Buah mati-matian. terdengar lebay memang, tapi begitulah keadaannya.